MEMILIH PEMIMPIN SESUAI AJARAN ROSULILLAH SAW.
6 Desember 2020
Oleh: Nur Muhammad Haris,S.PdI
(Ketua Ika-STAIDA alumnus 2003)
اذا اراد الله بقوم سوءا جعل امرهم الي مترفيهم (رواه الديلمي)
Jika Allah berkehendak menjadikan masyarakat dalam keburukan, maka diserahkanlah urusan mereka kepada orang yang suka hidup mewah-mewahnya masyarakat.
(hadis riwayat. Addailamy, dalam kitab mukhtarul ahadisin nabawiyyah hal. 13, Hadis ke 102)
Pesta demokrasi sebentar lagi akan serentak dilakukan segenap kabupaten/kota disuluruh wilayah Indonesia. Sebagai warga negara yang baik untuk mensukseskan agenda pemilihan pemimpin lima tahunan ini, kami pengurus IKA-STAIDA Gresik mengajak seluruh lapisan masyarakat di seluruh tanah air khususnya warga Gresik untuk menggunakan hak pilihnya dan jangan sampai golput. Memilih pemimpin hari ini hindari money politik atau politik uang harus dihilangkan, jadilah pemilih yang cerdas yaitu berangkat ke TPS karena didorong kesadaran bahwa hal itu bernilai ibadah. Inilah yang sudah harus ditanamkan pada hati dan pemikiran masyarakat bangsa kita. Kami sendiri menyaksikan dampak buruk ditengah-tengah masyarakat kita ini, jika mereka mau datang terkadang hanya ketika ada uang saku ganti waktu mereka untuk mencoblos atau menggunakan hak pilih mereka. Hal ini sebenarnya adalah persoalan yang perlu ditangani oleh semua tokoh Agama, pejabat pemerintah dan KPU dan semua perangkatnya. Mereka seharusnya bekerja sama untuk mensosialisasikan kewajiban menggunakan hak pilih. Bila perlu diterbitkan peraturan pemerintah untuk memberi sanksi bagi siapa saja warga yang tidak ikut menggunakan hak pilih mereka. Jika pemerintah dalam hal ini tidak tegas untuk menghilangkan money politik antara pemilih dan paslon. Maka kita jangan pernah berharap akan mendapatkan pemimpin yang betul-betul bisa mewujudkan dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Memilih pemimpin yang hanya butuh waktu 1 menit untuk kita mencoblos pilihan tapi menentukan arah 5 tahun kedepan nasib sebuah daerah atau bangsa. Hal ini tentu sungguh ironis. Jika kita tidak berpikir secara mendalam tipe-tipe pemimpin yang sudah digambarkan oleh Rosulillah SAW. di atas yaitu mencari pemimpin yang hidup dalam kesederhanaan. Walaupun ia sendiri sebenarnya hidup dalam kemewahan, tapi semua itu ia tinggalkan yaitu lebih memilih zuhud terhadap segala bentuk fasilitas yang serba mewah. Karena dalam hadis tersebut dijelaskan bangsa yang buruk atau hina itu ditandai jika urusan-urusan masyarakat diserahkan atau dipegang oleh orang-orang yang suka hidup dalam kemewahan. Disini tidak perlu kami jelaskan, bagaimana gaya hidup pejabat-pejabat kita saat ini. Sehingga korupsi dari masa ke masa tidak pernah ada pemimpin negeri ini yang bisa menuntaskannya. Hidup sederhana merupakan keteladanan yang sudah dicontohkan oleh Rosulillah SAW. sendiri beliau sebagai pemimpin dunia dan sekaligus utusan Allah SWT. hidup dalam kesederhanaan. Hal ini pernah disaksikan langsung oleh Sayyidina Umar bin Khottob ketika masuk dalam kamar Rosulillah beliau tidak mendapati sedikitpun barang berharga dikamar beliau kecuali tikar yang kasar sehingga membekas ditubuh Nabi, daun penyamak, kira-kira 1 sho’ gandum dan sehelai kulit binatang, sehingga menangislah Umar ra. Sehingga Nabi bertanya perihal menangisnya Umar ra. Umar berkata bahwa raja -raja romawi, Persia itu hidup dalam kemewahan buah-buahan dan harta, sedangkan engkau ini utusan Allah?
Kemudian dijawab Rosul bukankah akhirat itu diperuntukkan untuk kita dan dunia untuk mereka?
Gambaran inilah yang harus digunakan sebagai salah satu dasar untuk memilih dan menentukan seorang pemimpin yaitu yang hidup dengan sederhana dan lebih mementingkan urusan akhirat. Mereka harus punya prinsip bahwa dunia ini hanyalah sarana yang digunakan untuk menuju kampung hakiki yaitu akhirat.
Kami yaqin jika pemimpin kita hidup sesuai dengan! keteladanan Rosulillah di atas. Maka tidak ada kata mustahil untuk berbicara dan berharap cita-cita menuju masyrakat adil dan makmur serta sejahterah lahir bathin. (Baldatun toyyibatun warobbun ghofuur).